Tugas Akuntansi Internasional
Minggu ke-7
Nama : Dyah Retno Wulandari
NPM : 22211296
Kelas : 4EB18
1. Apa yang dimaksud dengan indeks harga
umum dan apa kegunaannya bagi pembaca laporan keuangan?
Jawaban:
Indeks
harga umum adalah peningkatan harga secara umum, dimana harga
barang-barang naik secara keseluruhan. Indeks harga umum dapat digunakan
sebagai pedoman bagi kebijakan dan administrasi perusahaan. Selain itu
memudahkan bagi pembaca laporan keuangan untuk menginterprestasikan dan
membandingkan kinerja operasi perusahaan yang dilaporkan, karena kegagalan
untuk menyesuaikan data keuangan perusahaan terhadap perubahan dalam daya beli
unit moneter dapat menimbulkan kesulitan bagi pembaca laporan keuangan.
Sumber
:
2. Jelaskan secara singkat model daya beli
tetap biaya historis dan model biaya kini. Apa persamaan dan perbedaan dari
keduanya?
Jawaban:
Model
daya beli tetap biaya historis adalah jumlah mata uang yang disesuaikan
dengan perubahan tingkat harga (daya beli) umum. Akuntansi untuk laporan
keuangan atas perubahan tingkatan harga umum disebut sebagai model daya beli
konstan biaya historis.
Model
biaya kini adalah suatu model dimana aset dinilai
dari biaya kininya daripada biaya historisnya. Laba didefinisikan sebagai
kekayaan bersih setelah pajak dari perusahaan. Akuntansi untuk perubahan harga
khusus disebut sebagai model biaya kini.
Persamaan
:
Model daya beli biaya
hostoris konstan dan model biaya kini mengakui kenaikan dalam nilai kini aktiva
sebagai keuntungan kekayaan, dan dengan demikian memungkinkan dilakukannya
perbandingan antara laba kini dan laba pada periode sebelumnya. Selain itu, laporan
keuangan suatu perusahaan yang menggunakan metode penilaian biaya historis atau
biaya kini, harus disajikan ulang sesuai dengan daya beli konstan pada tanggal
neraca.
Perbedaan:
(Frederick, 2005:13)
Model biaya kini
berbeda dengan akuntansi konvensional dalam dua aspek utama yaitu
a. Pada
model biaya kini, aktiva tetap dinilai berdasarkan biaya kini bukan biaya
historis
b. Laba
adalah jumlah sumber daya yang dapat didistribusikan oleh perusahaan dalam
suatu periode (tanpa pertimbangan komponen pajak), namun tetap dapat
mempertahankan kapasitas produktif atau model fisik perusahaan.
c. Akuntansi
konvensional, laporan keuangan disajikan berdasarkan nilai historis yang
mengasumsikan bahwa harga (unit moneter) adalah stabil.
d. Akuntansi
konvensional tidak mengakui perubahan tingkat harga umum atau perubahan tingkat
suku. Sebagai konsekuensinya, jika terjadi perubahan daya beli sebagai periode
inflasi, laporan keuangan historis secara ekonomis tidaklah relevan.
3.
Apa yang dimaksud dengan penyesuaian
hutang modal, apa dasarnya?
Jawaban:
Penyesuaian
utang modal adalah keuntungan pada laba daya beli
pemegang saham dari permodalan utang, sekaligus tanda bahwa suatu perusahaan
tidak perlu mengakui biaya tambahan dari aset operasional karena dibiayai oleh
utang.
Dasarnya adalah
pengaruh harga khusus terhadap aset non-moneter perusahaan (misalnya :
penyusutan, beban penjualan, dan modal kerja moneter). Penyesuaian utang modal
menyatakan bahwa pengeluaran seperti beban penjualan barang dan penyusutan
tidak harus dikurangi untuk mengakui biaya penganti dari aset tersebut, selama
tidak diperoleh lewat utang. Jika diperoleh lewat utang, maka “laba moneter”
yang dihitung dengan indeks harga khusus (bukan umum) pun mestinya mengalami
kenaikan.
4. Apa perbedaan antara akuntansi inflasi
asing dengan akuntansi inflasi domestik?
Jawaban:
Akuntansi
inflasi asing adalah istilah yang menggambarkan
berbagai sistem akuntansi yang dirancang untuk memperbaiki masalah yang timbul
dari biaya historis akuntansi di hadapan Inflasi, selain itu inflasi ini
terjadi karena disebabkan oleh kesalahan pengelolaan perekonomian di luar
negeri.
Akuntansi
inflasi domestik yaitu inflasi yang sepenuhnya disebabkan
oleh kesalahan pengelolaan perekonomian baik di sektor riil ataupun di sektor
moneter di dalam negeri oleh para pelaku ekonomi dan masyarakat, selain itu inflasi
ini terjadi karena disebabkan oleh kenaikan harga barang secara umum di dalam
negeri.
Sumber
:
5.
Apa yang dimaksud dengan double dip
dalam akuntansi inflasi asing?
Jawaban:
Double-dip
menyerupai resesi yang berkelanjutan yang diselingi oleh beberapa periode
pertumbuhan, kemudian diikuti oleh penurunan panjang dalam bidang perekonomian.
Double-dip adalah aktivitas perekonomian mungkin naik untuk jangka waktu
tertentu, tetapi tidak cukup jauh untuk menyelesaikan sebuah siklus, lalu jatuh
lagi, dan akhirnya naik di atas tingkat aslinya, lalu menyelesaikan siklus yang
sempat tertunda tersebut. Masalah ini muncul karena inflasi local langsung
berpengaruh kurs yang digunakan dalam translasi.