Pasar Industri Fashion Terbuka Lebar
SELASA, 08 NOVEMBER 2011 | 05:22 WIB
TEMPO Interaktif,SEMARANG:- Pasar industrifashion Jawa Tengah masih terbuka lebar, baik untuk pasar domestik maupun ekspor. Salah satu indikatornya adalah masyarakat semakin familier mengenakan batik, tenun, bordir, dan busana muslim.
Dari sisi ekspor, tekstil dan produk tekstil memberi kontribusi terbesar nilai ekspor Jawa Tengah. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Tengah mendata, pada 2010, nilai ekspor tekstil dan produk tekstil provinsi mencapai US$ 1,4 miliar. Jumlah itu setara dengan 45 persen total nilai ekspor yang mencapai US$ 3,2 miliar. Angka tersebut jauh di atas industri furnitur, yang hanya 11 persen, serta makanan dan minuman, yang hanya sekitar 2 persen.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Tengah Ihwan Sudrajat mengatakan potensi industri kreatif fashion makin besar. "Pasar domestik juga makin terbuka," kata dia kemarin. Untuk itu, Dinas menjadikan Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Produk Industri Kecil dan Menengah sebagai pusat pengembangan fashion. Sekitar 6.000 pekerja sudah dilatih.
Untuk meningkatkan promosi, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Tengah akan menggelar Pekan Produk Kreatif Daerah pada 9-13 November ini, khusus bagi usaha kecil-menengah penghasil produk fashion di atas, di Java Supermal Semarang dengan target transaksi minimal Rp 1 miliar. Sebanyak 54 peserta dari beberapa daerah akan menggelar produk mereka, di antaranya dari Klaten, Jepara, Pekalongan, Solo, dan Kudus.
Ismail Marzuki, produsen kain tenun troso Jepara, mengatakan pasar tenun troso kembali bergairah seiring dengan kebijakan pemerintah Jawa Tengah menjadikan kain lurik sebagai salah satu pakaian dinas pegawai negeri. "Dampaknya signifikan," kata dia. Hal senada disampaikan Nur Jannah, pedagang batik asal Pekalongan.
Di Surakarta, delapan pengusaha mikro-kecil dan menengah batik akan berpameran di Kalimantan Tengah. Kepala Seksi Usaha Bidang Usaha dan Permodalan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil-Menengah Surakarta Sri Murdiati mengatakan pameran berlangsung 10-14 November di Palangkaraya. "Ini program provinsi. Selain Solo, dari Semarang, Pekalongan, dan Rembang," kata dia. l SOHIRIN | UKKY PRIMARTANTYO.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar