Senin, 02 April 2012

Kenaikan untuk Selamatkan Perekonomian Bangsa

Diposting oleh Dyah Retno Wulandari di 4/02/2012 09:54:00 PM 0 komentar
Hatta: Kenaikan untuk Selamatkan Perekonomian Bangsa

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan, langkah pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi adalah semata untuk menyelamatkan perekonomian bangsa. Kebijakan itu tidak bertujuan untuk merugikan masyarakat. "Saya jelaskan setiap kita mengambil kebijakan pastilah untuk menyelamatkan perekonomian kita (dan) melindungi masyarakat kita yang lemah. Tidak mungkin ada kenaikan, tanpa ada program perlindungan terhadap masyarakat yang miskin, yang lemah, dan yang kena dampak," ujar Hatta, usai menghadiri rapat kerja Kementerian Perdagangan, di Jakarta, Rabu (7/3/2012).
Hatta menegaskan, pemerintah memang harus menyesuaikan diri dengan kondisi ekonomi global. Jika tidak kondisi global akan berdampak buruk bagi ekonomi nasional. Salah satu yang perlu disesuaikan pemerintah adalah harga BBM bersubsidi seiring dengan kenaikan harga rata-rata minyak mentah Indonesia (ICP) yang sudah jauh dari ICP yang dipatok dalam APBN 2012 sebesar 90 dollar AS per barrel.
Ia mengatakan, lebih dari 18,5 juta orang yang tergolong masyarakat lapisan paling bawah diberikan perlindungan oleh pemerintah. Itu ditujukan agar masyarakat tersebut tidak terkena dampak dari kenaikan harga BBM nantinya. "Jadi kalau kita tidak menyesuaikan maka perekonomian kita akan terkena dampak. Ingat, 17 persen subsidi kita yang ratusan triliun itu dinikmati bukan oleh masyarakat yang lemah, tapi masyarakat yang relatif mampu," tambah Hatta.
Ia pun bilang sebagian besar subsidi habis oleh kendaraan roda empat atau mobil. Oleh karena itu, pemerintah harus tetap pada tugasnya yakni menyelamatkan perekonomian nasional sekaligus memberikan perlindungan kepada masyarakat yang terkena dampak kenaikan harga BBM.
"Jadi tidak betul kalau dibilang (kenaikan harga BBM) merugikan masyarakat. Kalau kita membiarkan, minyak sudah sampai 120 dollar AS (ICP-nya) semua dana APBN kita akan tersedot untuk subsidi dan dinikmati oleh masyarakat yang relatif mampu. Maka kita sama saja tidak menyediakan dana yang cukup untuk pendidikan, rumah sakit, membangun infrastruktur, irigasi pertanian. Semua uang tersedot untuk subsidi minyak yang jumlahnya sudah lebih dari 20 persen dari APBN kita," jelas Hatta.
Sumber  :

Masa Depan Ekonomi Indonesia

Diposting oleh Dyah Retno Wulandari di 4/02/2012 09:42:00 PM 0 komentar
Masa Depan Ekonomi Indonesia

Krisis ekonomi masih menghantui AS dan Eropa. Dunia masih menunggu apakah ada cara untuk mengatasi krisis yang melanda AS dan Eropa? Namun yang pasti, cepat atau lambat AS tidak akan lagi menjadi yang Nomor Satu di dunia. Eropa juga masih dalam kondisi mengenaskan. Apa yang akan terjadi selanjutnya? Bagaimana masa depan ekonomi Indonesia? Kita akan membahas dalam tema MASA DEPAN EKONOMI INDONESIA bersama Usth Ir Lathifah Musa. Beliau adalah Pemimpin Redaksi Majalah Udara Voice Of Islam
Ustadzah, bagaimana kondisi perekonomian dunia saat ini?
Kondisi perekonomian dunia saat ini masih didominasi AS. Tetapi AS sedang dalam tekanan yang sangat berat. Hutangnya mencapai 100% PDB. Secara pergerakan, perekonomian AS memang masih terus bergerak. Tetapi sangat lambat dengan pengangguran yang tinggi. Jadi dalam waktu dekat, perekonomian AS masih yang terbesar. Karena ekonomi China masih 1/3 ukurannya dari AS.  Namun yang pasti saat ini, AS tidak lagi menjadi yang nomer satu dalam perekonomiannya. Bagaimana dengan perekonomian Eropa? Ternyata lebih mengenaskan lagi. Terjadi krisis utang publik di negara-negara Uni Eropa, seperti Yunani, Irlandia, Portugal, Spanyol dan Italia. Rasio utang negara-negara ini melebihi PDBnya. Akhirnya karena perekonomian Eropa sudah bersatu, maka masalah utang ini sangat tergantung pada Jerman dan Prancis. Dua negara ini, cukup kewalahan. Jadi bisa dikatakan masa depan perekonomian Eropa cukup kelam, kecuali Jerman dan Prancis.
Ustadzah, bagaimanapun dalam konstelasi politik dunia, termasuk di dalamnya aspek ekonomi, siapa yang akan menjadi kekuatan utama saat ini?
Antara ekonomi dan politik memang saling terkait. Ketika sebuah negara tidak lagi memiliki kekuatan ideologi, maka negara-negara besar seperti Daulah Utsmaniyah (di masa akhir kekhilafahan), Romawi, Spanyol dan Inggris terancam mengalami penurunan kejayaan hingga keruntuhan. Hal ini juga karena negara-negara tersebut sudah memiliki ketergantungan kepada negara-negara lain. Artinya sejarah menunjukkan bahwa negara-negara tadi memiliki utang yang sangat besar.  Dalam hal ini AS harus belajar dari sejarah, bahwa masa depannya akan sangat suram. Sistem perekonomian Kapitalisme tidak akan mampu menyelamatkannya. Selama ini Inggris dan AS menggunakan pola kapitalisme keuangan non riil. Produk-produk perdagangannya tidak jelas dan spekulatif. Inilah sebenarnya yang memukul perekonomian dunia.
Bagaimana ustadzah memandang kondisi Indonesia?
Indonesia harus mempelajari betul bagaimana posisinya saat ini dalam percaturan politik internasional. Saat ini pergeseran kekuatan perekonomian menuju Asia. China memegang posisi yang terdepan. Hanya China akan menjadi yang terbesar di dunia kalau AS tidak terlalu anjlok. Tetapi kalau perekonomian AS mengalami krisis berkepanjangan,maka perekonomian dunia, termasuk China akan menderita juga. Ini karena sistem perekonomian Kapitalisme-Liberal masih menjadi satu jaringan yang membelit dunia. Kemudian salah satu ciri perekonomian yang akan tampil ke depan adalah perekonomian dengan jumlah penduduk yang besar seperti China, India, Brazil dan Indonesia. Sehingga kalau melihat analisa perekonomian dunia, maka perekonomian negara maju seperti AS dan Eropa akan melemah, dan akan berkembang perekonomian dengan jumlah penduduk yang sangat besar terutama di Asia. Di sinilah sebenarnya Indonesia harus mempelajari peta kekuatannya. Memang perekonomian Indonesia tidak terlepas dari kepastian perekonomian AS dan Eropa. Tetapi, berbeda dengan China, perekonomian Indonesia lebih bersifat domestik. Ekspornya hanya sekitar 28% dari PDB. Inilah yang sebenarnya juga menyelamatkan Indonesia sehingga tidak terseret krisis terlalu jauh. Sebenarnya kondisi Indonesia akan tetap stabil dan mungkin akan semakin bertumbuh apabila lebih memfokuskan pada perekonomian dalam negeri. Bagaimana caranya pemerintah lebih serius menangani perekonomian dalam negeri agar semakin tumbuh. Kuncinya adalah pembangunan sektor riil. Dan yang terutama, berarti pemerintah harus membenahi infrastruktur dalam negeri. Karena inilah yang menjadi hambatan perekonomian dalam negeri. Bisa dibayangkan, dengan kondisi jalan yang selalu rusak, bagaimana sektor pertanian, perdagangan dan perindustrian bisa berjalan baik. Anggaran perbaikan jalan dan jembatan sebenarnya ada. Tetapi masalahnya tata kelola anggaran itu yang bermasalah. Terlalu banyak yang dikorupsi. Sebagai contoh, belum lama ini terjadi korupsi di departemen tenaga kerja dan transmigrasi. Ada anggaran pembangunan infrastruktur untuk 19 kabupaten di Papua. Satu kabupaten ada yang mendapat 500 milyar.Itu kan besar sekali. Tetapi proyek apa yang dijalankan di sana? Belum jelas. Yang saat ini sudah jelas malah kasus korupsinya. Sekiranya 500 milyar itu benar-benar digunakan untuk pembangunan, insya Allah akan menampung tenaga kerja yang tidak sedikit, bila sudah berhasil dibangun akan menggeliatkan perekonomian daerah.
Ustadzah, apa yang harus dilakukan oleh bangsa Indonesia, sebagai bagian dari kaum muslimin dunia?
Pertama, pemimpinnya harus banyak-banyak bertaubat, karena banyak sekali amanah yang terlanggar. Mulai dari pimpinan tertinggi, anggota dewan, aparat dll, harus banyak introspeksi diri. Mumpung masih ada umur. Setelah bertaubat, baru berpikir bagaimana sebaiknya mengelola negeri ini. Tentu kembali kepada Allah SWT, memohon petunjuk Allah SWT agar bisa menjalankan negeri ini sesuai keridhoannya. Dengan demikian, yang namanya pemimpin harus lebih wajib mengaji. Maksudnya mengkaji ilmu Islam. Karena amalnya akan berpengaruh kepada masyarakat. Kalau amalnya adalah amal shalih, maka pahalanya akan berlipat ganda. Kalau amalnya bertentangan dengan Islam, maka dosanya akan berlipat ganda juga. Karena mudharat yang ditimbulkannya juga lebih besar dalam posisinya sebagai pemimpin.
Kedua, para Ulama dan guru-guru agama, untuk lebih kuat dalam menyampaikan kebenaran. Nasihat-nasihat yang baik dan bermanfaat tentang bagaimana mengelola negeri ini sesuai dengan jalan yang diridhoi Allah SWT.
Ketiga, kita semua anggota masyarakat, harus semakin pintar dan banyak wawasan. Harus semakin rajin menimba ilmu, baik menyangkut masalah fiqh atau wawasan kemasyarakatan. Jangan memisahkan antara urusan agama dengan dunia. Jangan memisahkan antara masalah ekonomi dengan hukum fiqh. Karena Islam memiliki solusi untuk seluruh aspek kehidupan. Di dalam Islam, riba itu haram. Orang yang yang memakan riba digambarkan akan berjalan limbung seperti orang mabuk. Perekonomian ribawi akan membuat negara menjadi limbung dan tidak stabil. Contohnya sekarang adalah AS dan Eropa. Basis perekonomiannya non riil, landasannya ribawi semua. Akhirnya perekonomiannya sekarang amblas. Indonesia harus belajar dari kegagalan negara-negara maju. Jangan lagi tergantung pada perekonomian ribawi.  Sekarang memang banyak perbankan sudah mulai berali ke syariah, tetapi belum ada yang sempurna. Kesempurnaan itu akan tercapai kalau pengaturan politiknya juga berlandaskan syariah. Umat Islam akan bangkit, kalau menjalankan sistem politik Islam. Rasulullah Saw telah memberikan keteladanan dengan peran Beliau sebagai Kepala Negara Daulah Islamiyah. Para Shahabat dan kaum muslimin sesudahnya melanjutkannya dalam bentuk Khilafah Islamiyah.[]

Kemiskinan di Tengah Kekayaan

Diposting oleh Dyah Retno Wulandari di 4/02/2012 09:40:00 PM 0 komentar
Kemiskinan di Tengah Kekayaan

Dalam rancangan RAPBN untuk tahun 2012, terbaca bahwa kekayaan Indonesia semakin meningkat. Pendapatan Negara bertambah. Tapi mengapa kehidupan bagi rakyat terasa semakin sulit. Bahkan di beberapa daerah terjadi rawan pangan. Sebanyak 862 desa di propinsi NTT misalnya, masih terkategori rawan pangan. Mengapa bisa terjadi kenyataan yang bersebrangan dengan laporan di atasjadi kenyataan yang bersebrangan dengan laporan di atas kertas? Kita akan berbincang-bincang tentang masalah KEMISKINAN DI TENGAH KEKAYAAN bersama Usth Ir Lathifah Musa. Beliau adalah Pemimpin Redaksi Majalah Udara Voice Of Islam
Ustadzah, apa benar kalau Indonesia itu dilaporkan semakin kaya? Kenyataannya kok yang dirasakan rakyat saat ini adalah harga-harga yang naik dan kehidupan yang cukup sulit, untuk makan, sekolah anak dll?
Kalau kita menyimak apa yang disampaikan pemerintah dalam penyusunan RAPBN 2012, memang terbaca bahwa pendapatan negara Indonesia itu semakin meningkat. Ada defisit pengajuan RAPBN sebesar 1,5%. Yaitu 125,6 Trilyun. Kalau dalam aturan keuangan negara, defisit 1,5% dari Product Domestic Bruto (PDB), maka berarti PDBnya sendiri adalah Rp 8.373 Trilyun. Sangat besar. Kalau PDB dibagi ke seluruh rakyat Indonesia, yang berjumlah 237 juta jiwa, maka berati pendapatan perkapita bertahun masing-masing orang sekitar RP 35 juta atau sekitar 4000 dollar AS. Satu orang penduduk, termasuk yang masih bayi, berpendapatan sekitar 10 dollar dalam sehari. Inilah yang dipandang membanggakan oleh pemerintah. Tapi apa benar seperti itu? Hitung-hitungan ini memang kalau dibagi rata per jumlah penduduk Indonesia berdasarkan sensus 2010. Tapi faktanya sekarang, jutaan orang hidup dengan dua dollar per hari. Itupun sudah sulit. Bahkan diprediksi jumlah orang miskin, sebagaimana kriteria PBB, yaitu yang berpendapatan kurang dari 2 dollar sehari, di Indonesia jumlahnya bisa mencapai 100 juta jiwa lebih. Jadi kekayaan negara itu milik siapa? Yang jelas bukan milik seluruh rakyat Indonesia. Karena PDB itu tidak lantas mewakili pendapatan seluruh rakyat. Kenyataannya PDB yang besar itu, dikuasai hanya oleh kurang dari 20% jumlah penduduk di negeri ini. Sehingga memang kesenjangan terlihat sangat nyata. Yang kaya sangat kaya dan yang miskin sangat miskin. Yang kaya berjumlah sangat sedikit sementara yang miskin berjumlah sangat banyak. Ini memang fenomena negara-negara yang menerapkan sistem Kapitalisme.
Ustadzah, sebenarnya kemiskinan itu kenyataan atau bukan sih? Seringkali fakta kemiskinan di Indonesia ini tertutupi?
Kemiskinan adalah sebuah kenyataan yang sangat transparan. Kita bisa menyaksikannya langsung di sepanjang rel kereta api di P. Jawa. Kita juga bisa menyaksikannya langsung di balik gedung-gedung bertingkat dan apartemen mewah di Jakarta. Kita bisa melihat langsung melalui berita-berita di TV, kasus-kasus kebakaran yang berulangkali menimpa perumahan-perumahan kumuh di ibukota. Bahkan kalau kita ke desa-desa terpencil di P.Jawa, Sumatera, Nusa Tenggara, kemiskinan itu bukan sekedar kesulitan mencari uang, tetapi mencari air bersih saja sudah sangat sulit. Di NTT, sebanyak 862 desa terancam rawan pangan, dengan kategori risiko tinggi 199 desa, sementara risiko ringan 297. Untuk yang risiko tinggi, bila tidak diantisipasi dalan 2-3 bulan ke depan akan menimbulkan bencana kelaparan besar. Saat ini kemiskinan sudah sangat menyentuh jiwa. Masyarakat di daerah rawan pangan sudah sulit mencari ubi. Dalam liputan Kompas, warga NTT sudah mulai mencari buah asam liar di hutan-hutan. Buah asam yang sudah dipisahkan dengan bijinya dijual. Biji asamnya disimpan, untuk makanan terakhir kalau tidak ada makanan lain. Caranya dijemur dulu beberapa hari, digoreng sangan setengah matang, ditumbuk untuk melepaskan kulit arinya yang keras. Kemudian biji putih di dalamnya direndam air selama 2-3 hari sebelum dikonsumsi. Bagi yang hidup di kota dan terbiasa makan nasi atau ubi, mungkin tidak bisa membayangkan betapa beratnya rawan pangan seperti ini.
Ustadzah, bagaimana seharusnya kita menilai sebuah negara itu makmur atau miskin?
Intinya kemakmuran suatu negara tidak bisa dinilai dari pendapatan per kapita. Kemakmuran suatu negara juga tidak bisa dinilai dari jumlah PDB (Pendapatan Kotor Negara). Kalau Indonesia sebagai sebuah negara secara hitung-hitungan pendapatan negaranya besar. Memang bisa dikatakan sebagai negara kaya. Tetapi negara kaya yang tidak makmur. Karena masih sangat banyak rakyat yang miskin. Kekayaan negara hanya dirasakan oleh segelintir orang saja. Berbicara kemakmuran, maka kemakmuran atau kecukupan itu harus menyentuh individu per individu. Ketika kecukupan itu tidak menyentuh semua orang, artinya masih ada yang kekurangan dan terjerat kemiskinan, maka berarti belum tercapai yang namanya kemakmuran.  Dengan demikian Indonesia belum bisa dikatakan makmur. Karena kekayaan hanya menyentuh 20% penduduk. Kemiskinan masih menjerat sekitar 100% jumlah penduduk. Bahkan dalam kondisi seperti ini, Indonesia masih tergolong jauh dari makmur.
Apakah banyaknya mobil mewah, kepemilikan kendaraan, motor dan lain-lain, juga bisa menjadi indikasi kemakmuran suatu negara?
Kemakmuran suatu negara juga tidak bisa dinilai dari jumlah penjualan mobil mewah, kendaraan bermotor dan lain-lain. Kita bisa melihat, konsumsi mobil dan apartemen mewah di Indonesia hanya pada segelintir orang saja. Satu orang bisa memiliki banyak mobil mewah. Dan satu orang ini biasanya adalah kalangan pengusaha, sekaligus pejabat dan politisi anggota dewan.  Bahkan kemewahan-kemewahan ini menunjukkan kesenjangan yang sangat luar biasa. Di satu sisi ada orang-orang yang berkelimpahan dan bermandikan uang, di sisi lain ada orang yang sampai tidak bisa makan, tidak punya rumah bahkan menemui ajalnya dalam kondisi kelaparan.
Ustadzah, apa yang seharusnya dilakukan oleh Indonesia?
(1)Indonesia adalah negeri muslim. Yang terjadi di negeri ini adalah yang terjadi pada masyarakat muslim. Apa yang terjadi di negeri ini adalah karena penerapan Sistem Kapitalisme. Cara menghitung kemakmuran juga ala Kapitalisme, yaitu dengan membagi PDB dengan jumlah penduduk. Kemudian upaya memakmurkan negara juga dengan meningkatkan target PDB.
(2) Sistem perekonomian yang ada harus direvisi. Tetapi akan sulit tanpa merevisi landasan pembangunannya. Berbicara tentang muslimnya penduduk Indonesia, seharusnya tidak perlu sulit, karena Islam memiliki sistem perekonomian yang paripurna. Kesalahan Kapitalisme adalah karena tidak mampu menyelesaikan ketimpangan kemakmuran. Ini karena kapitalisme tidak mampu menyelesaikan problem distribusi. Di dalam Islam, yang diatur secara rinci adalah mekanisme distribusi. Bagaimana kewajiban negara mengelola kekayaan rakyat. Problem negara ini adalah karena kekayaannya sudah banyak dimiliki asing. Kekayaan rakyat diprivatisasi, mulai dari darat, laut, pegunungan, pantai dll, bahkan air pun harus membayar.  Di dalam Islam, negara bertanggung jawab mengelola kekayaan rakyat untuk kemaslahatan rakyat. Berbicara tanggung jawab negara, maka yang dimaksud adalah pemimpinnya. Rasulullah Saw bersabda: Al Imaamu ra’in wa huwa mas uulun ‘an raiyyatihi: Pemimpin itu adalah penggembala dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. (HR Bukhari). Di dalam Islam, individu-individu bertanggung jawab mengelola hartanya. Di dalam harta orang kaya, ada hak orang miskin. Ada kewajiban zakat, nafkah, waris  dan ada anjuran untuk bersedekah, hibah, wakaf dll. Inilah juga yang tidak dimiliki oleh individu-individu kapitalis. Pembahasan tentang pengelolaan kekayaan negara, memang tidak sedikit dan perlu upaya menelaah secara rinci. Tetapi sebenarnya tidak sulit. Pengaturannya pun sangat sederhana dan tidak rumit. Perekonomian Kapitalisme lebih rumit, sulit, bahkan tidak realistis. Apalagi kalau kita beribicara produk-produk derivatnya yang tidak ada wujudnya. Inilah sebabnya, menjadi tanggungjawab kaum muslimin yang sadar untuk mengkaji dan mulai membangun perekonomian Islam. Namun tentu kita semua harus menyadari, akan sulit menjalankan perekonomian Islam, tanpa menegakkan negara di atas kesadaran Islam yang utuh. Berarti persoalan aqidah harus menjadi kesadaran yang sempurna. Pengakuan terhadap aqidah Islam, berarti penerimaan yang utuh terhadap seluruh aturan kehidupannya. “Afahukmal jahiliyyati yab ghuun. Wa man ahsanu minallaahi hukman liqaumi yuuqinuun: Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki? Hukum siapa yang lebih baik daripada hukum Allah bagi orang-orang yang meyakini?” (QS Al Maidah:50)

Tugas Perekonomian Indonesia Minggu 6

Diposting oleh Dyah Retno Wulandari di 4/02/2012 08:37:00 PM 0 komentar
Nama : Dyah Retno Wulandari
NPM    : 22211296
Kelas   : 1EB21

Peta Perekonomian

A.     Keadaan Geografis Indonesia
Kenyataan pertama yang harus diakui adalah bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan. Keadaaan demikian menjadi suatu kekuatan dan kesempatan bagi perkembangan perekonomian kita, dan sebaliknya dapat menjadi kelemahan dan ancaman bagi perekonomian kita.
Banyaknya pulau akan menjadi kesempatan dan kekuatan, jika pulau-pulau yang sebagian besar merupakan pulau yang subur dan kaya akan hasil bumi dan tambang, dapat diolah dengan prinsip dari, oleh, dan untuk masyarakat.
Dan kenyataan itu juga dapat menjadi kelemahan dan ancaman bagi perekonomian Indonesia, jika sumber daya yang ada disetiap pulau hanya dinikmati oleh sebagian masyarakat saja. Dan jika masih banyak pihak luar yang secara ilegal mengambil kekayaan Indonesia di berbagai kepulauan, yang secara geografis memang sulit dilakukan pengawasan seperti biasa.
Kenyataan kedua adalah bahwa di Indonesia hanya mengenal 2 musim. Dengan kondisi iklim tersebut menyebabkan beberapa produk hasil bumi dan industri menjadi sangat spesifik sifatnya.
Kenyataan ketiga adalah negara Indonesia kaya akan bahan tambang, salah satu jenis tambang kita, yakni minyak bumi pernah menjadikan negara Indonesia memperoleh dana pembangunan yang sangat besar. Meskipun saat ini minyak bumi tidak lagi menjadi primadona dan andalan komoditi ekspor Indonesia, namun Indonesia masih banyak memiliki hasil tambang yang dapat menggantikan peran minyak bumi sebagai salah satu devisa negara.

B.     Mata Pencaharian
Dari keseluruhan wilayah yang dimiliki Indonesia, dapat ditarik beberapa hal diantaranya, bahwa :
a.       Mata pencaharian penduduk Indonesia sebagian besar masih berada di sektor pertanian (agraris), yang tinggal di pedesaan dengan mata pencaharian seperti pertanian, perikanan, peternakan, dan sejenisnya.
b.      Kontribusi sektor pertanian terhadap GDP (Gross Domestic Product) secara absolut masih dominan, namun jika dibanding dengan sektor-sektor diluar pertanian menampakkan adanya penurunan dalam presentase.
c.       Yang perlu diwaspadai dalam sektor pertanian ini adalah, bahwa komoditi yang dihasilkan dari sektor ini relatif tidak memiliki nilai tambah yang tinggi, sehingga tidak dapat bersaing dengan komoditi yang dihasilkan sektor lain, sehingga sebagian masyarakat Indonesia yang memang bermata pencaharian di sektor pertanian (desa) semakin tertinggal dari rekannya yang bekerja dan memiliki akses di sektor industri (kota).

C.     Sumber Daya Manusia
Sebagai salah satu negara yang masih berkembang, Indonesia memang menghadapi masalah sumber daya manusia, diantaranya :
a.         Pertumbuhan penduduk yang masih tinggi
b.         Penyebaran penduduk yang kurang merata
c.         Kurang seimbangnya struktur dan komposisi umur penduduk
Pertumbuhan pendudukan yang tinggi akan menimbulkan banyak masalah bagi negara, jika tidak diikuti dengan peningkatan produksi, dan efisiensi di bidang lainnya. Banyaknya penduduk akan menambah beban sumber daya produktif terhadap sumber daya manusia yang belum produktif, yang akibat lanjutnya akan menciptakan masalah-masalah sosial yang rumit.
Penyebaran penduduk yang tidak merata menyebabkan tidak seimbangnya kekuatan ekonomi secara umum. Akibatnya terjadi ketimpangan antara daerah miskin dan daerah kaya.
Tidak seimbangnya beban penduduk antardaerah itu akan berdampak terpusatnya modal di daerah tertentu saja. Dampak lainnya adalah mengumpulnya tenaga kerja di Pulau Jawa sehingga persaingan tenaga kerja menjadi sangat tinggi. Dengan kondisi tersebut, upah tenaga kerja akan menjadi rendah. Rendahnya tingkat upah akan berakibat timbulnya kesengsaraan dan pengangguran.

D.     Investasi
Untuk memperoleh suatu pertumbuhan ekonomi yang tinggi dalam proses pembangunan di Indonesia, terkumpulnya modal dan sumber daya sebagai investasi, menduduki peran yang sangat penting. Berikut adalah upaya-upaya guna membantu memenuhi kebutuhan dana investasi pembangunan yaitu :
a.       Lebih mengembangkan ekspor komoditi nonmigas, sehingga secara absolut dapat meningkatkan penerimaan pemerintah dari sektor luar negri.
b.      Mengusahakan adanya pinjaman luar negri yang memiliki syarat lunak, serta menggunakannya untuk kegiatan investasi yang menganut prinsip prioritas.
c.       Menciptakan iklim investasi yang menarik dan aman bagi para penanam modal asing, sehingga makin banyak PMA yang masuk ke Indonesia.
d.      Lebih menggiatkan dan menyempurnakan sistem perpajakan dan perkreditan, terutama kredit untuk golongan ekonomi lemah.

Sumber : Aries Budi S., 1996, Buku Paket Perekonomian Indonesia, Universitas Gunadarma, Jakarta

Tugas Perekonomian Indonesia Minggu 5

Diposting oleh Dyah Retno Wulandari di 4/02/2012 08:29:00 PM 0 komentar
Nama  : Dyah Retno Wulandari
NPM    : 22211296
Kelas  : 1EB21

Perkembangan Strategi dan Perencanaan Pembangunan Ekonomi Indonesia

A.   Perencanaan Pembangunan
1.    Manfaat perencanaan pembangunan
Manfaat perencanaan pembangunan adalah :
a.    Terdapatnya suatu pengarahan kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegitan-kegiatan yang ditunjukan kepada pencapaian tujuan pembangunan.
b.    Dapat dilakukan suatu perkiraan terhadap hal-hal dalam masa pelaksanaan yang akan dilalui. Perkiraan dilakukan mengenai potensi-potensi dan prospek-prospek perkembangan, tetapi juga mengenai hambatan-hambatan dan resiko-resiko yang mungkin dihadapi.
c.    Memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif tentang cara yang terbaik atau kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang terbaik.
d.    Dapat dilakukan penyusunan skala prioritas.
e.    Dapat dicapai stabilitas ekonomi, menghadapi siklis konjungtur.
2.    Periode perencanaan pembangunan
Dalam sejarah perkembangannya, perencanaan pembangunan ekonomi di Indonesia dibagi dalam beberapa periode, yakni :
a.    Periode sebelum Orde Baru, dibagi dalam :
Periode 1945 – 1950
Periode 1951 – 1955
Periode 1956 – 1960
Periode 1961 – 1965
b.    Periode setelah Orde Baru, dibagi dalam :
Periode 1966 s/d 1958, Periode Stabilisasi dan Rehabilitasi.
Periode Repelita I            : 1969/70 – 1973/74
Periode Repelita II           : 1974/75 – 1978/79
Periode Repelita III          : 1979/80 – 1983/84
Periode Repelita IV          : 1984/85 – 1988/89
Periode Repelita V           : 1989/90 – 1993/94

Sumber : Aries Budi S., 1996, Buku Paket Perekonomian Indonesia, Universitas Gunadarma, Jakarta
 

Dyah Retno Wulandari Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review