Jumat, 23 Desember 2011

Konsumsi dan Perilaku Konsumen

Diposting oleh Dyah Retno Wulandari di 12/23/2011 04:32:00 PM 0 komentar
Konsumsi dan Perilaku Konsumen

Konsumsi adalah kegiatan mengurangi atau menghabiskan nilai guna barang dan jasa. Kecenderungan mengkonsumsi disebut dengan pola konsumsi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Konsumsi
Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi konsumen dapat dibedakan menjadi dua : faktor internal dan faktor Eksternal.
·         Faktor Internal
1.      Pendapatan
2.      Motivasi
3.      Sikap dan kepribadian
4.      Selera
·         Faktor eksternal
1.      Kebudayaan
2.      Status sosial
3.      Harga barang
Perilaku Konsumsi
Bila dilihat dari segi pertimbngan rasional, perilaku konsumen dalam berbelanja dibedakan menjadi dua macam : Perilaku konsumsi rasional, dan Perilaku Konsumsi Irrasional.
·         Perilaku Konsumsi Rasional, yaitu perilaku konsumen yang didasari atas pertimbangan rasional dalam mengonsumsi suatu produk. Suatu pembelian dapat dikatakan rasional, bila dasar pertimbangannya adalah sebagai berikut :
1.      Produk tersebut mampu memberikan kegunaan optimal bagi konsumen.
2.      Produk tersebut benar-benar dibutuhkan konsumen.
3.      Mutu produk terjamin.
4.      Harga terjangkau dan sesuai dengan kemampuan konsumen
·         Perilaku konsumsi tidak rasional. Sebuah tindakan dalam berbelanja dapat dikatakan tidak rasional bila seorang konsumen memutukan membeli barang tanpa pertimbangan yang baik. Contohnya :
1.      Membeli barang hanya karena tertarik dengan iklannya.
2.      Tertarik membeli barang hanya karena merknya yang terkenal.
3.      Membeli barang hanya karena obral atau untuk memperoleh bonus.
4.      Konsumsi hanya untuk pamer atau gengsi, bukan karena kebutuhan akan barang tersebut.
Rasional atau tidaknya seorang konsumen dalam melakukan tindakan konsumsi sangat dipengaruhi oleh :
1.      Tingkat pendidikan
2.      Tingkat kedewasaan
3.      Kematangan Emosional.

Sumber : Adji, Wahyu. 2007. Ekonomi. Jakarta : Erlangga

Teori Produksi

Diposting oleh Dyah Retno Wulandari di 12/23/2011 04:17:00 PM 0 komentar
Teori Produksi

Produksi adalah usaha menciptakan dan meningatkan kegunaan suatu barang untuk memenuhi kebuthan.
Faktor-faktor Produksi
Faktor produksi ada dua macam: Faktor Produksi asli dan Faktor Produksi turunan.
·         Faktor Produksi asli
1.      Alam
Hasil alam dan sumbangannya bagi produksi adalah :
a.       Tanah
b.      Air
c.       Udara
d.      Sinar matahari
e.       Tumbuh-tumbuhan
f.       Hewan
g.       Barang tambang
2.      Tenaga kerja
Tenaga kerja dibagi atas tenaga kerja menurut sifat kerja dan menurut kualitas kerja
a.       Tenaga kerja menurut sifat kerja dapat dibagi atas : Tenaga kerja rohani, dan Tenaga kerja jasmani. Tenaga kerja rohani adalah tenaga kerja yang menekankan pada kemampuan berpikir manusia. Contoh : guru, dokter, akuntan, pengacara, dll. Sementara itu, tenaga kerja jasmani adalah tenaga kerha yang menekankan kemampuan fisik dalam proses produksi. Contoh : supir, tukang kayu, buruh, dan pembantu rumah tangga.
b.      Tenaga kerja menurut kualitas kerja dapat dibagi atas : Tenaga kerja tidak terdidik dan terlatih, Terdidik dan terlatih dan Terlatih.
·         Faktor Produksi Turunan
1.      Modal
Modal terdiri dari beberapa macam yang dapat dibedakan menurut wujudnya, sifat, subjek, bentuk, maupun sumbernya. Modal menurut wujudnya adalah uang dan barang, menurut sifatnya adalah modal tetap dan modal lancar, menurut subjeknya adalah perorangan dan publik, menurut bentuknya adalah modal konkrit dan abstrak, menurut sumbernya adalah modal sendiri dan oranglain.
2.      Keahlian. Yang dimaksud keahlian disini adalah kemampuan pengusaha sebagai produsen untuk mengolah faktor-faktor produski diatas hingga dapat melakukan tindakan produksi yang efektf dan efisien.
Fungsi Produksi
Fungsi produksi merupakan interaksi antara masukan (input) dengan kelauran (output).

Sumber : Adji, Wahyu. 2007. Ekonomi. Jakarta : Erlangga

Pasar Monopsoni dan Oligopsoni

Diposting oleh Dyah Retno Wulandari di 12/23/2011 03:50:00 PM 0 komentar
Pasar Monopsoni dan Oligopsoni

Selain bentuk-bentuk pasar dari sisi penawaran, ada juga bentuk-bentuk pasar dari sisi permintaan. Dua pasar yang cukup penting untuk dibahas adalah pasar monopsoni dan pasar oligopsoni.
Monopsoni merupakan pasar dengan pembeli tunggal dan banyak penjual. Bila di dalam pasar tersebut terdapat beberapa pembeli dengan banyak penjual, maka pasar tersebut disebut pasar oligopsoni. Sedikitnya jumlah pembeli ini membuat para pembeli memiliki kekuasaan untuk mempengaruhi harga barang.
Contoh yang dapat diterapkan dalam pasar oligopsoni dan monopsoni adalah kasus peternak susu sapi disuatu daerag yang hanya bisa menjual satu-satunya atau beberapa pabrik susu saja. Karena tidak banyak pihak lain yang dapat membeli produk susu sapi para peternak, pada akhirnya pihak pembeli bisa berperan sebagai pihak yang mempengaruhi harga.

Sumber : Adji, Wahyu. 2007. Ekonomi. Jakarta : Erlangga

Pasar Oligopoli

Diposting oleh Dyah Retno Wulandari di 12/23/2011 03:48:00 PM 0 komentar
Pasar Oligopoli

Pasar oligopoli berbeda dengan pasar persaingan sempurna, pasar monopolistik maupun monopoli. Ia berbeda dengan pasar persaingan sempurna karena masing-masing perusahan dalam pasar oligopoli memiliki ketergantungan. Perusahaan di pasar oligopoli tidak bisa seenaknya mengubah harga karena hal itu bisa menyebabkan kaburnya konsumen mereka ke perusahaan lain.
Pasar ini juga berbeda dari pasar persaingan monopolistik karena perusahaan-perusahaan ini punya sedikit kendali harga. Meskipun demikian, pasar oligopoli hampir sama dengan pasar monopoli dalam hal ketiadaan pesaing.
Oligopoli dapat didefinisikan sebagai kondisi pasar dimana hanya terdapat beberapa penjual yang saling bersaing dengan jumlah pembeli yang banyak. Sedikitnya jumlah penjual dikarenakan besarnya biaya investasi awal sehingga mengecilkan niat pesaing baru yang ingin masuk.
Karena jumlahnya terbatas, mereka cenderung memiliki kendali pada harga pasar. Tak heran bila ada kekhawatiran beberapa produsen akan bekerja sama untuk melakukan kerja sama dalam menetapkan harga. Dipihak lain, ada kekhawatiran terjadi perang harga antarpemain pasar. Hal ini menguntungkan konsumen tetapi bisa menimbulkan iklim usaha yang kurang sehat.
Contoh pasar yang tergolong ke dalam pasar oligopoli antara lain adalah pasar mobil, motor, dan pembuatan pesawat terbang.
Ciri-ciri Pasar Oligopoli
1.      Hanya ada beberapa perusahaan yang mendominasi pasar.
2.      Ada produsen yang menawarkan barang serupa, namun ada pula produsen yang menawarkan model atau fitur yang berbeda.
3.      Terdapat rintangan yang kuat untuk masuk ke pasar oligopoli karena investasinya yang tinggi
4.      Persaingan melalui iklan sangat kuat.
Kelebihan Pasar Oligopoli
1.      Terdapat sedikit penjual karena dibutuhkan investasi besar untuk masuk pasar.
2.      Jumlah penjual sedikit membuat penjual dapat mengendalikan harga dan tingkat tertentu.
3.      Bila terjadi perang harga, konsmen akan diuntungkan.
Kelemahan Pasar Oligopoli
1.      Terdapat rintangan yang kuat untuk masuk ke pasar oligopoli karena investasinya yang tinggi
2.      Akan terjadi perang harga.
3.      Produsen bisa melakukan kerja sama (kartel) yang pada akhirnya akan merugikan konsumen.

Sumber : Adji, Wahyu. 2007. Ekonomi. Jakarta : Erlangga

Pasar Persaingan Monopolistik

Diposting oleh Dyah Retno Wulandari di 12/23/2011 03:24:00 PM 0 komentar
Pasar Persaingan Monopolistik

Pasar persaingan monopolistik terletak diantara pasar persaingan sepurna dan pasar monopoli, tetapi porsinya lebih dekat dengan pasar persaingan sempurna.
Di pasar ini, sejumlah besar pembeli dan penjual saling menukarkan produk yang relatif berbeda sehingga setiap peserta memiliki sedikit kemampuan untuk menetapkan harga produknya.
Karena harga dipengaruhi oleh diferensiasi produk, produsen berlomba-lomba untuk menciptakan produk yang sesuai dengan selera dan kebutuhan pasar. Sebagai akibatnya, kreativitas produsen akan meningkat.
Dilihat dari segi jumlah pemain, ada banyak pemain di pasar persaingan monopolistik namun tidak sebanyak pasar dengan persaingan sempurna. Meskipun demikian, persaingan sangat ketat karena biasanya didominasi produk-produk yang telah ternama. Pembeli juga tidak mudah berpindah dari produk satu ke produk lain. Contoh pasar persaingan monopolistik adalah pasar novel, kartu ucapan, film, kaset, CD, atau permainan komputer.
Ciri-ciri Pasar Persaingan Monopolistik
1.      Terdapat banyak penjual tetapi tidak sebanyak dalam persaingan sempurna.
2.      Terdapat diferensiasi (perbedaan produk).
3.      Penjual dapat mengendalikan harga dalam tingkat tertentu.
4.      Terdapat persaingan yang ketat dalam kualitas dan iklan
Kelebihan Pasar Persaingan Monopolistik
1.      Penjual tidak sebanyak pasar persaingan sempurna.
2.      Memacu kreativitas produsen.
3.      Pembeli tidak mudah berpindah dari produk yang dipakai selama ini.
Kelemahan Pasar Persaingan Monopolistik
1.      Biaya mahal untuk ke pasar monopolistik
2.      Persaingan sangat berat.

Sumber : Adji, Wahyu. 2007. Ekonomi. Jakarta : Erlangga

Pasar Monopoli

Diposting oleh Dyah Retno Wulandari di 12/23/2011 03:11:00 PM 0 komentar
Pasar Monopoli

Monopoli merupakan pasar dimana hanya terdapat satu penjual yang menguasai perdagangan barang atau jasa sehingga pembeli tidak bisa mendapatkan subtitusinya. Karena itulah penjual dapat menentukan harga dan dapat memperoleh keuntungan yang tinggi. Pada akhirnya keuntungan akan berpusat pada satu pembeli.
Ciri utama monopoli adalah tertutupnya pintu masuk ke pasar sehingga pesaing tidak dapat masuk ke pasar dan bersaing dengan penguasa pasar.
Alasan pesaing tidak bisa masuk yaitu :
1.      Sumber daya kunci dikuasai oleh satu perusahaan tunggal.
2.      Pemerintah memberikan hak eksklusif kepada sebuah perusahaan tunggal untuk memproduksi dan menjual barang tertentu.
3.      Biaya-biaya produksi menjadi lebih efisien jika hanya ada satu produsen tunggal yang membuat produk itu daripada banyak perusahaan.
Ciri-ciri Pasar Monopoli
1.      Hanya ada satu penjual dan banyak pembeli.
2.      Tidak ada perusahaan yang dapat membuat barang subtitusi yang sempurna.
3.      Rintangan cukup kuat untuk masuk ke pasar monopoli.
4.      Pembeli tidak punya pilihan lain dalam membeli barang.
5.      Keuntungan hanya terpusat pada satu perusahaan.
6.      Harga ditentukan oleh perusahaan.
Kelebihan Pasar Monopoli
1.      Keuntungan penjual cukup tinggi.
2.      Untuk produk yang menguasai hajat hidup orang biasanya diatur oleh pemerintah.
Kelemahan Pasar Monopoli
1.      Pembeli tidak ada pilihan lain untuk membeli barang.
2.      Keuntungan hanya terpusat pada satu perusahaan.
3.      Terjadi eksploitasi pembeli.

Sumber : Adji, Wahyu. 2007. Ekonomi. Jakarta : Erlangga

Bank Umum

Diposting oleh Dyah Retno Wulandari di 12/23/2011 02:49:00 PM 0 komentar
Bank Umum

Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvesional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Bank umum mempunyai fungsi pokok, yaitu :
a.       Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang efisien dalam kegiatan ekonomi,
b.      Menciptakan uang,
c.       Menghimpun dana dan menyalurkan kepada masyarakat,
d.      Menawarkan jasa-jasa keuangan lain.
Ada banyak usaha yang dilakukan oleh bank umum. Meskipun demikian, beberapa usaha bank umum yang perlu diketahui antara lain :
a.       Menghimpun dana dari masyarakat
b.      Memberikan kredit,
c.       Menerbitkan surat pengakuan utang,
d.      Memperjualbelikan atau menjamin berbagai surat berharga seperti :
·         Surat-surat wesel
·         Surat pengakuan utang,
·         Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
·         Obligasi,
·         Surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 tahun
·         Instrumen surat berharga lainnya.
e.      Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga.

Sumber : Adji, Wahyu. 2007. Ekonomi. Jakarta : Erlangga

Cara Memilih Kartu Kredit

Diposting oleh Dyah Retno Wulandari di 12/23/2011 02:40:00 PM 0 komentar
Cara Memilih Kartu Kredit yang Baik

Dengan semakin menjamurnya tawaran kartu kredit dari bank, kita seringkali bingung tentang bagaimana cara memilih kartu kredit yang baik. Ada yang bebas iuran tahunan, bahkan ada juga yang menawarkan hadiah. Namun jika tidak berhati-hati, kita dapat terjerat dalam hutang bahkan dikejar oleh tukang tagih. Mungkin ada sebagian dari kamu yang telah memiliki kartu kredit dari orangtua, namun mungkin banyak juga yang belum. Apapun itu, ada beberapa tips memilih dan menggunakan karu kredit dengan bijaksana.
1.      Saat memilih kartu kredit, pilihlah kartu kredit dari bank yang sudah lama menerbitkan kartu kredit.
2.      Lihatlah bunganya. Tidak berarti bank yang menerapkan suku bnga nol lebih murah dari bank yang memberi suku bunga nol lebih murah dari bank yang memberi suku bunga tiga persen, misalnya bisa jadi bank tersebut mengharuskan anda membayar cicilan yang kalau dihitung-hitung justru lebih besar dari cicilan dengan bunga.
3.      Lihatlah iuran tahunannya. Belum tentu bank yang membebaskan iuran tahun pertama berarti lebih baik. Jangan-jangan iuran di tahun kedua dan tahun berikutnya lebih mahal.
Untuk menggunakan kartu kredit secara bijaksana, kamu harus mengerti bahwa kartu kredit bukanlah alat berhutang, melainkan sekedar alat yang memudahkan dan mana dalam transaksi. Ketika kamu menggunakan kartu kredit, sebenernya kamu tengah meminjam uang pada bank. Oleh karena itu jangan pernah menggunakan kartu kredit diatas kemampuan finansialmu atau kamu akan terjebak dalam hutang.

Sumber : Adji, Wahyu. 2007. Ekonomi. Jakarta : Erlangga

Uang Pada Zaman Dahulu Kala

Diposting oleh Dyah Retno Wulandari di 12/23/2011 01:48:00 PM 0 komentar
Uang Pada Zaman Dahulu Kala

Pada dasarnya, uang adalah segala sesuatu yang diterima secara luas sebagai alat pembayaran. Dengan konsep dasar seperi ini, kita bisa melihat bahwa uang tidaklah semata-mata uang logam dan uang kertas seperti yang kita kenal saat ini. Uang telah ada sejak zaman dahulu. Penggunaan uang dalam bentuk primitif dapat ditemukan dan tercatat dengan baik di dunia ketiga dan di Amerika Selatan. Salah satu bentuk uang adalah penggunaan wampum dan potlatch di Amerika Utara. Sementara di Afrika dan Asia, uang dikenal dalam bentuk ternak, anak panah, manilla, bahkan gigi ikan paus.
Di pantai barat Afrika, mulai dari Congo hingga ke Senegal dikenal alat pembayaran yang bernama Manilla. Manilla atau gelang perunggu merupakan benda metal dengan ornamen yang dikenakan sebagai perhiasan dan digunakan sebagai uang. Sulit untuk dilacak sejak abad ke berapa tepatnya Manilla telah digunakan, namun diperkirakan Manilla telah digunakan sejak abad ke 16 atau bahkan lebih awal lagi. Bahkan hinga tahun 1949, Manilla masih digunakan oleh sebagian masyarakat di Afrika. Karena sebagai sebuah perhiasan nilainya dianggap tinggi, Manilla diterima sebagai uang.
Begitu juga dengan penggunaan Wampum oleh masyarakat asli Indian di Amerika Utara. Wampum merupakan manik-manik putih yang dibuat dari kerang yang ditemukan disepanjang pantai timur dan sungai besar di Amerika Utara.
Di dalam masyarakat Fiji, gii ikan paus digunakan sebagai mahar pernikahan. Binatang ternak seperti sapi atau kerbau dianggap sebagai aset yang dapat disamakan dengan uang. Alasan ini masuk akal karena kepemilikan sapi seringkali dikaitkan dengan kekayaan seseorang. Sapi seperti uang koin, dapat dihitung. Sebuah penelitian di Afrika menunjukkan bahwa bukan sapi sehat saja yang dinilai sebagai uang, tapi juga sapi yang kurus. Di Rusia, hinga permulaan abad ini, masih ada yang menggunakan kuda dan domba sebagai uang. Sebagai uang kembalian mereka menggunakan kulit domba.

Sumber : Adji, Wahyu. 2007. Ekonomi. Jakarta : Erlangga

Asal Usul Bank

Diposting oleh Dyah Retno Wulandari di 12/23/2011 01:32:00 PM 1 komentar
Asal Usul Bank

Sebagian dari jasa perbankan yang kita nikmati saat ini sebenernya sudah dipraktikkan sejak zaman Cina dan Yunani Kuno, dimana perdagangan berkembang. Kuil-kuil di Babilonia telah mendirikan usaha kredit sejak tahun 2000 SM. Kuil-kuil bangsa, Yunani kuno berfungsi sebagai safe deposit box, berisikan barang-barnag berharga milik pemuja kuil tersebut. Bangsa Yunani juga mulai menciptakan uang dan membangun sistem perkreditan. Namun adalah bangsa Romawi yang membangun sistem perbankan sistem perbankan yang baik dan menciptakan sistem dimana bankir bisa menerima penyimpana uang, memberikan pinjaman dan kredit perumahan. Sayangnya, bersamaan dengan jatuhnya Roma di tahun 476, perbankan ikut mengalami kemunduran di Eropa.
Sejalan dengan meningkatnya perdagangan pada abad ke 13 di Italia, maka bangkit pula peran perbankan. Para pedagang mata uang asing di Italia mulai menciptakan sistem dan berbagai fasilitas untuk melayani valuta asing dengan cepat. Para pedagang juga menginginkan adanya fasilitas lain seperti peminjaman uang dan secara bertahap jasa perbankan semakin meluas.
Namun, bank pertama yang menawarkan fungsi sebagaimana layaknya bank saat ini adalah Bank Barcelona di Spanyol yang dibangun pada tahun 1401. Bank ini menawarkan jasa simpanan, penukaran mata uang, dan kredit. Bahkan dipercaya bank ini telah memperkenalkan sistem cek yang kita kenal saat ini. Kemudian berdiri Bank of Amsterdam (1509), Bank of Venice (1587) dan Bank of Hamburg (1619) yang menjadi fondasi bagi pembentukan bank modern saat ini.

Sumber :
Adji, Wahyu. 2007. Ekonomi. Jakarta : Erlangga

Emas : Investasi Aman Saat Inflasi

Diposting oleh Dyah Retno Wulandari di 12/23/2011 01:18:00 PM 0 komentar
Emas : Investasi Aman Saat Inflasi

Kalau nilai uang menurun, maka investasi jenis apa yang aman untuk dilakukan? Salah satu investasi yang baik dilakukan adalah dengan menyimpan emas. Sejarah membuktikan bahwa menyimpan emas dapat menurunkan tingkat kerugian rakyat akibat turunnya nilai uang.
Pada tahun 1998, saat terjadi rush kebutuhan pokok di pasar swalayan, harga emas juga langsung melonjak. Dalam selang satu dua hari saja, harga emas langsung naik kurang lebih sebanyak 1,5 kali.
Fakta membuktikkan, bila terjadi inflasi tinggi, harga emas akan naik lebih tinggi daripada inflasi. Bahkan semakin tinggi inflasi, maka semakin tinggi kenaikan harga emas. Statistik menunjukkan bahwa bila inflasi mencapai 10 persen, maka emas akan naik 13 persen. Bila inflasi 20 persen, maka emas akan naik 30 persen. Bahkan bila inflasi 100 persen, maka emas akan naik 20 persen. Tetapi patut dicatat bahwa harga emas akan cenderung konstan bila laju inflasi rendah, bahkan cenderung sedikit menurun apabila laju inflasi dibawah dua digit. Jadi, emas hanya akan membawa keuntungan bagus bila terjadi inflasi sedang atau berat dan akan lebih bagus lagi bila terjadi hiperinflasi.
Pada saat ini emas tersedia alam beberapa pilihan, mulai dari perhiasan, batangan, dan koin emas. Perhiasan emas kurang baik untuk investasi karena saat menjual emas, desain perhiasan tidak ikut dinilai. Emas batangan, meski baik untuk investasi, harganya cukup mahal. Untuk pemula, disarankan membeli koin emas yang harganya tidak setinggi emas batangan. Koin emas dapat diperoleh di Pegadaian.

Sumber :
Emas sebagai Penangkal Inflasi, www.detik.com
Adji, Wahyu. 2007. Ekonomi. Jakarta : Erlangga

Penggolongan Pasar Selalu dapat Diperdebatkan

Diposting oleh Dyah Retno Wulandari di 12/23/2011 01:04:00 PM 0 komentar
Penggolongan Pasar Selalu Dapat Diperdebatkan

Dalam beberapa kasus, cukup mudah untuk menggolongkan suatu produk ke dalam jenis pasar. Jalan Tol, misalnya, sudah pasti merupakan monopoli karena hanya dikuasai satu perusahaan yaitu Jasa Marga. Pasar cabai keritig juga cenderung merupakan pasar persaingan sempurna karena dimana-mana cabe keriting sama bentuk dan harganya. Tapi ada beberapa pasar yang penggolongannya sebenernya masih dapat diperdebatkan.
Pasar otomotif yang kita golongkan sebagai pasar oligopoli, misalnya, pasar ini memiliki banyak pemain yang penguasaannya terhadap pasar sama kuatnya sehingga sulit dilihat siapa rajanya. Memang ada Toyota atau Honda yang menguasai pasar. Tapi jangan lupa masih ada Isuzu, Mitsubishi, Suzuki, Nissan, Peugeot, Renault, BMW, Opel, Chevrolet, Ford, VW, Hyundai, Audi, dan Kia. Dengan begitu banyaknya pemain, apakah pasar otomotif masih dapa digolongkan sebagai pasar oligopoli atau malah termasuk ke dalam pasar monopolistik?
Demikian juga produk yang dijual dipasar monopolistik seperti sabun. Apakah antara sabun yang satu dengan sabun yang lain benar-benar berbeda sehinga dapat disebut memiliki ciri khas, atau hanya memiliki bervariasi? Kalau kita perhatikan, tampaknya antara produk sabun yang satu dengan yang lain tidak begitu berbeda. Bahkan dari bentuknya saja semuanya nyaris serupa. Paling-paling hanya wanginya yng berbeda. Kalu perbedaaan antara sabun yang satu dengan yang lain tidak jelas bahkan dapat dikatakan identik, bukanlah barang seperti sabun tersebut dapat digolongkan sebagai pasar persaingan sempurna?
Agar tidak bingung, selalulah kembali pada ciri-ciri lain yang dimiliki pasar tersebt. Pasar otomotif misalnya, meskipun memiliki banyak pemain, masih dapat dikatakan tergolong pasar oligopoli karena untuk masuk ke dalam pasar tidaklah mudah. Dibutuhkan investasi yang tinggi. Ciri ini tidak terdapat pada pasar monopolistik. Begitu juga dengan pasar sabun. Pasar sabun tidak bisa digolongkan sebagai pasar persaingan sempurna karena pembentukan harga dipasar tersebut masih dapat dipengaruhi oleh penjual walau mungkin tidak banyak. Di pasar persaingan sempurna, penjual tidak bisa mempengaruhi harga.

Sumber : Adji, Wahyu. 2007. Ekonomi. Jakarta : Erlangga

Kartel

Diposting oleh Dyah Retno Wulandari di 12/23/2011 12:47:00 PM 0 komentar
Kartel

Kartel sebeneranya merupakan sekelompok perusahaan atau produsen yang melakukan tindakan yang disepakati bersama-sama. Dalam pasar oligopoli yang dikuasai hanya dua perusahaan (namanya duopoli), kartel bisa saja terjadi.
Kesepakatan itu bisa dalam bentuk jumlah barang yang akan mereka produksi serta harga yang mereka minta. Mereka juga bisa sepakat dalam hal pangsa pasar, alokasi pelanggan, alokasi daerah, pengaturan penawaran, pembentukan age penjualan bersama, dan pembagian keuntungan atau kombinasi dari hal-hal itu. Kesepakatan antarperusahaan ini disebut sebagai kolusi sedangkan pelakunya disebut kartel.
Begitu kartel terbentul, pasar akan berubah menjadi monopoli. Dan ya, mereka bisa menentukan harga sesuka mereka. Namun praktiknya tidak mudah, karea pada dasarnya setiap produsen ingin mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa memperdulikan yang lain.
Kartel dibagi dua, yaitu kartel umum dan kartel pribadi. Kartel umum dibuat oleh pemerintah untuk menstabilkan harga dan produksi. Di Jepang, misalnya, kartel umum telah diizinkan dalam industribaja, peleburan aluminium, pembuatan kapal dan berbagai industri kimia. Kartel umum juga diizinkan di Amerika Serikat selama masa depresi dalam tahun 1930an hingga setelah perang Dunia II di industri tambang batubara dan produksi minyak. Perjanjian komoditi internasional yang meliputi produk-produk seperti kopi, gula, timah, dan belakangan ini minyak merupakan contoh-contoh kartel internasional yang berbeda. Untuk kartel pribadi. Hampir semua negara melarangnya karena mereka biasanya membuat perjanjian untuk kepentingan diri sendiri dan tidak diketahui oleh pihak luar.
Di Indonesia, perilaku kartel dilarang karena bertentangan dengan UU No.5/1999 tentang larangan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. Kalau terbukti, pelakunya bisa diseret ke pengadilan.

Sumber :
Sumber : Adji, Wahyu. 2007. Ekonomi. Jakarta : Erlangga
 

Dyah Retno Wulandari Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review